Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil, berukuran kurang dari 5 milimeter, yang kini ditemukan hampir di seluruh lingkungan—mulai dari air laut, tanah, hingga udara yang kita hirup. Selain menimbulkan kekhawatiran terhadap pencemaran lingkungan, mikroplastik juga menjadi perhatian serius dalam bidang kesehatan manusia, khususnya terhadap sistem hormonal atau sistem endokrin. Penelitian terkini menunjukkan bahwa mikroplastik dan zat kimia yang terkandung di dalamnya berpotensi mengganggu keseimbangan hormon tubuh, yang berdampak luas terhadap kesehatan reproduksi, pertumbuhan, dan metabolisme. Artikel berikut akan membahas tentang Efek mikroplastik terhadap sistem hormonal
Jalur Masuk Mikroplastik ke dalam Tubuh
Mikroplastik bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui beberapa jalur utama: konsumsi makanan dan minuman, inhalasi udara, serta kontak langsung dengan produk berbahan plastik. Makanan laut, air minum kemasan, dan garam laut sering menjadi sumber utama paparan mikroplastik.
Gangguan pada Sistem Endokrin
Mikroplastik dapat membawa senyawa yang dikenal sebagai endocrine-disrupting chemicals (EDCs) atau bahan kimia pengganggu endokrin.
BPA, salah satu zat kimia yang umum ditemukan dalam plastik, meniru struktur estrogen, hormon seks wanita. Ketika zat ini masuk ke tubuh, ia dapat menempel pada reseptor estrogen dan mengganggu fungsi normal hormon tersebut.
Efek terhadap Sistem Reproduksi
Paparan mikroplastik dan EDC telah dikaitkan dengan penurunan kualitas sperma, gangguan ovulasi, serta peningkatan risiko kemandulan baik pada pria maupun wanita. Pada wanita, zat ini dapat mengganggu siklus menstruasi, menurunkan cadangan ovarium, dan bahkan memengaruhi keberhasilan kehamilan. Sementara pada pria, beberapa studi menunjukkan adanya penurunan jumlah sperma serta kelainan bentuk dan pergerakan sperma akibat paparan EDC dalam jangka panjang.
Dampak Jangka Panjang dan Risiko Kesehatan Lainnya
Dampak paparan mikroplastik tidak selalu terlihat secara langsung. Gangguan hormonal dapat bersifat jangka panjang dan menumpuk seiring waktu. Selain memengaruhi sistem reproduksi, ketidakseimbangan hormon juga dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2, obesitas, gangguan tiroid, dan sindrom metabolik.
Paparan kronis terhadap EDC dari mikroplastik juga dapat berdampak pada perkembangan anak-anak dan bayi dalam kandungan. Studi pada hewan percobaan menunjukkan bahwa paparan mikroplastik selama masa kehamilan dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem reproduksi janin.
Upaya Pencegahan
Menghindari mikroplastik sepenuhnya memang sulit, tetapi ada beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi paparan. Pertama, kurangi penggunaan plastik sekali pakai dan pilih produk yang dikemas dalam kaca atau logam. Kedua, hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik, karena panas dapat mempercepat pelepasan zat kimia berbahaya. Ketiga, gunakan air minum dari sumber yang lebih aman, dan pertimbangkan penggunaan filter air. Keempat, waspadai produk kosmetik dan scrub wajah yang mengandung mikrobeads, yang merupakan bentuk mikroplastik.
Kesimpulan
Mikroplastik bukan hanya ancaman lingkungan, tetapi juga risiko nyata bagi kesehatan manusia, terutama terhadap sistem hormonal. Zat kimia dalam mikroplastik dapat meniru atau mengganggu fungsi hormon alami, menyebabkan berbagai gangguan kesehatan jangka pendek dan panjang.